Smiley

7:30:00 PM
0
Jurusan Perak
#Beemoslem
Inilah mesin waktuku, sebuah bus kota jurusan Bungurasih - Perak dengan merek ''DAMRI''. Dengan AC alami, seperti ala kadarnya. Jendela terbuka lebar, dengan kursi dari material plastik keras namun pas di bentuk. Bisa dikatakan all size kecuali untuk orang yang dibenci karena lemak menggunung. Inilah kendaraanku menuju masa lalu. Sudah seperti naik sight seeing bus yang membelah kota singapur sahaja. Dingin, ndak bikin gerah. Maklum, bukan jam sibuk. Beginilah nikmatnya, semilir angin kota yang sedang teduh, mengurai semua benang kusut dalam pikiran.

Wah, aku sedang liburan! Libur dari kesombongan yang mungkin muncul karena sedikit ketenangan. Ketenangan yang sudah mulai menjauhkan dari Sang Maha Kaya. Dan hari ini, bukan hari khusus untuk mengingatkan. Tetapi memang beginilah melihat Sang Maha Kaya bekerja. Duh, mungkin gajiku tidak lebih banyak dari solois tuna netra di dalam bus ini. Yang naik tampil dengan asisten tuanya. Memetik gitar dengan merdu, dan koq ya pas bibirnya menyiulkan bait lirik Masih milik Ada Band. Ah, bukan karena tidak adil. Tapi memang beginilah cara meruntuhkan kesombongan. Karena dengan begitu kita akan menjadi Kaya.

Bukankah kita Kaya, karena kita tidak pernah meminta. Bukankah kita muzakki, dengan gemar memberi. Dan mungkin kita akan terlihat 'semugih' di hadapan seorang kekasih. Haha ... Ternyata memang tidak perlu ikut seminar dengan harga jutaan untuk menjadi Kaya. Cukup kita memberanikan diri untuk menjadi diri sendiri. Melepas baju besar gengsi. Seperti ujaran seorang Henry David Thoreau, ''I make myself rich by making my wants few." Tetapi tentu kita harus dipaksa tersungkur dulu karena pendapatan pengamen yang wah itu. Oh, really!!! Kenapa kita harus sekolah tinggi tinggi jika dengan sepetik gitar atau ecek - ecek sudah bisa dapat pese.

Jurusan perak pagi memang mengasyikkan dan teduh. Seperti panggilan Sang Maha Kaya dengan pukulan di kepala yang memaksa kita tersungkur. Sujud sampai dahi menghitam. Wahai, betapa kita ini dikasihi. Tetapi kemana hati ini terpaut? Ah, dasar penumpang ekonomi. Mengeluh sumuk tapi tahu memang bakal begitu. Hahaha ... apa artinya jurusan perak pagi. Sejak 2011 yang lalu, tidak berubah juga. Hanya pemain sandiwaranya yang berubah menjadi tua. Terlihat atau tersembunyi. Pilihan kita untuk tersenyum atau pilu. Duh, kita ini!

0 Komentar:

Posting Komentar