Smiley

1:30:00 PM
0
Lebaran, baru saja menjadi pengganti kekhusyukan Ramadhan kita. Namun rupanya sudah menjadi kebiasaan bagi kita menjadi malas kembali. Begitu kita berada dalam kesenangan yang normal itu, kembali hilang apa yang telah kita rutinkan. Selama bulan training Ramadhan, yang semuanya begitu mudah kita lakukan. Karena begitu banyak sejawat yang ikut meramaikan, i'tikaf malam pun menjadi hal biasa.

Iman Kuat
www.productivemuslim.com
Dalam sebuah kajian oleh Ust. Syafiq Reza Basalamah, beliau menukil kisah sahabat Abu Bakr RA yang kebingungan dengan sikap seorang sahabat juru tulis Nabi  yang mengaku munafik. Dengan keheranan yang terpancar, Sahabat mulia itu bertanya dengan segenap keingintahuan, "subhanallah maa taquulu?" Maha suci Allah, yang sanggup menjadikan hati berubah-ubah. Sahabat Abu Bakr RA begitu takut dengan ucapan sahabat Hanzhalah RA yang cukup tegas.

Kemudian sahabat Hanzhalah RA menerangkan keadaannya, yang kita pun sangat mungkin demikian, ketika jauh dari Nabi . Mengapa banyak hal sia-sia yang masih beliau lakukan, saat telah kembali kepada keluarga di rumah. Tengoklah kita yang hidup di kota ini, tidak jarang kita malas dalam beribadah. Sedikit saja waktu luang ada, apa yang kita lakukan. Membuka internet, browsing dalam media sosial yang awalnya hanya sekedar mengecek status. Kemudian mulai membuka link-link yang mampir di mata, tiba-tiba sudah setengah jam.

Lebaran, banyak makanan yang tersaji di meja. Handai taulan datang berkunjung, bercengkerama bertanya kabar. Hingga tak jarang kebablasan menjadi ghibah, ngalor-ngidul. Padahal saat Ramadhan, kita banyak membasahi bibir dengan dzikir. Kemudian, saat kita sedang ramai dengan mereka, seringnya menjadi malas menyambut panggilan Allah. Sedang surau hanyalah di seberang rumah saja, tinggal jalan menyeberang.

Ibn Abi Mulaikah, sebagaimana diriwayatkan oleh imam Bukhari pernah menjumpai 30 orang sahabat Nabi  yang begitu takut terhadap sifat nifaq. Mereka adalah orang-orang yang diajar oleh Nabi ﷺ secara langsung. Dan mungkin dari jumlah itu ada juga yang telah dijamin masuk surga, sebagaimana disebutkan oleh Nabi  "Abu Bakr RA di surga."

Sungguh, para sahabat RA sangat tamak terhadap amalan yang dapat meningkatkan iman mereka. Mereka sering bertanya kepada Nabi  tentang keadaan iman mereka. Apatah lagi kita yang telah jauh dari tauladan kita, dan dikepung oleh fitnah dunia yang telah demikian hebat. Tidaklah ada kata putus asa bagi kita terhadap apa yang telah terjadi dalam lebaran kita. Kita tidak punya alasan untuk terus terpuruk dalam kebiasaan yang buruk namun melenakan tersebut.

Seperti sahabat Abi Bakr dan Hanzhalah RA yang dengan terburu-buru menemui Nabi  karena khawatir nifaq, kita patut terus berharap. Kembali lagi menambah pundi-pundi istighfar kita, memperbaiki diri terus-menerus. Sehingga jelas tampak bagi kita, apa yang telah dijanjikan oleh Allah. Sungguh beruntung orang yang tidak pernah merasa aman terhadap nifaq. Dan terus memohon kepada Allah, agar dilimpahkan hidayah. Kita hanya berkewajiban untuk berusaha. Allahu a'lam.  

---
Referensi:

Al-Imam Muslim, Abul Husain bin Al-Hajjaaj rahimahullah meriwayatkan :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّيْمِيُّ وَقَطَنُ بْنُ نُسَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ إِيَاسٍ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ عَنْ حَنْظَلَةَ الْأُسَيِّدِيِّ قَالَ وَكَانَ مِنْ كُتَّابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَقِيَنِي أَبُو بَكْرٍ فَقَالَ كَيْفَ أَنْتَ يَا حَنْظَلَةُ قَالَ قُلْتُ نَافَقَ حَنْظَلَةُ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ مَا تَقُولُ قَالَ قُلْتُ نَكُونُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ فَنَسِينَا كَثِيرًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ فَوَاللَّهِ إِنَّا لَنَلْقَى مِثْلَ هَذَا فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ نَافَقَ حَنْظَلَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا ذَاكَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَكُونُ عِنْدَكَ تُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ نَسِينَا كَثِيرًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِي وَفِي الذِّكْرِ لَصَافَحَتْكُمْ الْمَلَائِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفِي طُرُقِكُمْ وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وَسَاعَةً ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Yahyaa At-Taimiy dan Qathn bin Nusair -lafazhnya milik Yahyaa-, telah mengkhabarkan kepada kami Ja’far bin Sulaimaan, dari Sa’iid bin Iyaas Al-Jurairiy, dari Abu ‘Utsmaan An-Nahdiy, dari Hanzhalah Al-Usayyidiy -radhiyallaahu ‘anhu-, -Hanzhalah termasuk salah seorang juru tulis Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam- ia berkata :
Abu Bakr -radhiyallaahu ‘anhu- berjumpa denganku, ia menyapaku, “Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?” Aku menjawab, “Munafik-lah Hanzhalah!” Abu Bakr terkejut seraya berkata, “Subhanallah! Apa yang kau katakan?” Aku berkata, “Kami pernah berada di sisi Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sedang mengingatkan kami mengenai neraka dan surga hingga seakan-akan kami melihatnya dengan mata kepala kami. Akan tetapi ketika kami beranjak dari sisi beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam, kami kembali tersibukkan dengan istri-istri dan anak-anak kami, kami kembali melakukan perbuatan-perbuatan yang sia-sia dan kami banyak lalai.” Abu Bakr berkata, “Demi Allah, sesungguhnya kami pun sering seperti itu.”
Maka bertolaklah aku dan Abu Bakr menuju kediaman Rasulullah hingga kami berdua memasuki kediaman beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Aku berkata kepada beliau, “Munafik-lah Hanzhalah, wahai Rasulullah!” Rasulullah bertanya, “Apa yang kau maksud?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, kami pernah berada di sisimu ketika engkau sedang mengingatkan kami mengenai neraka dan surga hingga seakan-akan kami melihatnya dengan mata kepala kami. Akan tetapi ketika kami beranjak dari sisimu, kami kembali tersibukkan dengan istri-istri dan anak-anak kami, kami kembali melakukan perbuatan-perbuatan yang sia-sia dan kami banyak lalai.”
Maka bersabdalah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, jika kalian menetapi perbuatan ketika kalian berada di sisiku dan ketika berdzikir, niscaya para malaikat akan menjabat tangan kalian dalam setiap bentang perjalanan hidup dan langkah-langkah kalian, namun (ingatlah) wahai Hanzhalah! (Yang demikian itu akan kau dapatkan jika kau rutinkan) sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu.” Beliau mengucapkannya tiga kali.”
[Shahiih Muslim no. 2750, Kitab At-Taubah]

0 Komentar:

Posting Komentar