Smiley

9:30:00 PM
0
Ust. Agung Cahyadi mengawali tausiah malam Ramadhan dengan mengajak bersyukur atas nikmat Allah. Sehingga kita bisa terus beribadah sebagai bagian dari usaha untuk menambah timbangan amal. Dan semoga rangkaian ibadah yang kita jalankan mendapatkan ridhaNya.

Berdoa dengan Quran

Beliau kembali mengingatkan jamaah tentang amalan yang dicintai Nabi ﷺ selama sepuluh akhir Ramadhan. Sebagaimana kabar dari Aisyah radhiyallahu 'anha yang telah masyhur, tentang sambutan akhir Ramadhan. Rasul ﷺ mengencangkan ikat pinggang, membangunkan keluaraganya, dan menghidupkan malam Ramadhan. Menurut riwayat, ketika hari telah sampai pada 20 Ramadhan, Rasul ﷺ akan bersiap sejak maghrib sampai berlalunya Ramadhan. Beri'tikaf di masjid dan meningkatkan amalan kepada Allah jalla wa 'ala.

Hal yang terutama dilakukan oleh Rasul ﷺ adalah memperhatikan ibadah wajib yang sehari-hari dan sunah yang mengikuti. Kemudian Rasul ﷺ akan fokus pada ibadah kepada Allah jalla wa 'ala dengan banyak variasi ibadah, tanpa meninggalkan masjid. Siang dan malam, dan sangat sedikit atau bahkan tidak tidur di waktu malamnya.

Ibn Abbas radhiyallahu 'anhu menyampaikan sunnah yang selalu Beliau ﷺ langgengkan dalam Ramadhan. Rasul ﷺ yang tidak pernah menolak permintaan, semakin dermawan ketika Ramadhan tiba. Terutama pada akhir Ramadhan, sampai ketika ada seorang Sahabat ada yang meminta keringanan untuk tidak bersedekah justru dipertegas lagi keutamaan sedekah. Sehingga Rasul ﷺ menasehatkan, dengan apalagi sahabat tersebut akan masuk syurga.

Ust. Agung kemudian menggaris bawahi syarat sedekah yang melekat kepada Orang berpunya dan orang miskin. Bahwa, bagi yang miskin, memang sedekah atau infaq dilakukan ketika ada sisa kebutuhan. Meskipun ibaratnya hanya sisa uang parkir. Namun, bagi orang berpunya, infaq adalah sesuatu yang disisihkan terlebih dahulu setiap harinya. Sebagaimana diingatkan dalam Quran, tentang sindiran orang yang infaq dengan harta yang tidak disukai.

Menurut Ust. Agung infaq melekat dengan dua syarat pelaksanaan. Yaitu niat yang berlaku sepanjang jalan. Hal ini diisyaratkan oleh surah kedua ayat 264 tentang batalnya sedekah karena disebut-sebut, atau menyakiti orang yang diberi sedekah. Syarat yang kedua adalah halal dan thayyib, seperti yang ditekankan dalam surah kedua ayat 267. Sehingga menurut Ust. Agung tidak ada dalam Islam bersedekah dengan barang bekas.

Ust. Agung menutup kajian shadaqah dengan mengingatkan peran dua orang malaikat pendoa. Yang selalu berdoa, harian. Sehingga kita alangkah baiknya infaq juga harian. Agar mendapat keberkahan, dan dijauhkan dari bencana harta yang tidak ditunaikan infaqnya.

Sahabat radhiyallahu 'anhum juga berkabar tentang amalan yang lazim dalam keseharian Rasul ﷺ. Terutama di malam-malam Ramadhan. Yaitu dengan bertadarus Quran, yang beliau lakukan bersama Jibril AS. Ust. Agung mengisayratkan bahwa inilah amal yang tidak akan pernah jauh dari rahmat. Seperti perniagaan yang tidak akan pernah rugi dengan Allah jalla wa 'ala. Allahu a'lam.

0 Komentar:

Posting Komentar