Smiley

9:30:00 PM
0
Tausiah malam keduapuluh satu oleh Ust. Bangun Samudera diawali dengan mengingatkan istiqomah, terutama telah masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Selanjutnya beliau memaparkan tentang klaim teori pengajaran, atau pendidikan dunia barat. Bahwasanya, kita perlu melihat kembali kepada teladan utama kita. Adakah sunah yang telah dicontohkan?

Teori Studi
mit.edu
Dalam kumpulan hadits riwayat Ath Thabrani dengan nomor 87 dikabarkan tentang Rasul ﷺ yang sedang bermain dengan cucunya Hasan dan Husain radhiyallahu 'anhum. Disebutkan bahwa Rasul ﷺ menaikkan kedua cucnya di atas punggung, sedang beliau berada pada empat bagian tubuhnya. Dalam keadaan yang riang tersebut, beliau mengucapkan beberapa kalimat yang direkam dalam riwayat. "Sebaik-baik onta adalah onta kalian berdua, dan sebaik-baik penunggang adalah kalian berdua."

Teori pengajaran, memberi nasehat sambil bermain. Beliau memberi pengajaran dengan pujian kepada cucunya. Dan sekaligus mengandung makna yang mendalam, karena kecintaan beliau kepada kedua cucunya tersebut. Praktik pengajaran ini diklaim dapat memberikan kesan yang sangat dalam, seperti candu. Karena pada saat anak senang dalam bermain, ada bagian kerja otak yang terbuka. Menambahkan kekuatan terhadap memori dan terus melekat di alam bawah sadar.

At Tirmidzi merekam hadits lain tentang metode pengajaran Rasul ﷺ kepada Ibn Abbas radhiyallahu 'anhu. Ketika mereka sedang dalam perjalanan. Hadits yang cukup panjang dan penuh untaian hikmah. Kita barangkali telah banyak tahu tentang Sahabat Ibn Abbas radhiyallahu 'anhu yang gelarnya adalah samudera ilmu. Karena luasnya semangat dan pengetahuan beliau. Dalam hadits tersebut, Rasul ﷺ yang sedang bersafar dengan beliau memberikan pengajaran yang mendalam tentang keikhlasan. Dengan menjaga Allah, dalam hak, perintah, dan larangan. Keikhlasan dan semangat yang diajarkan kepada beliau bahkan sampai kepada kita.

Materi yang disampaikan dalam hadits tersebut tergolong berat, namun keindahan pengajaran Rasul ﷺ telah menjadikan sabda tersebut melekat pada memori Ibn Abbas radhiyallahu 'anhu. Metode yang disebut oleh dunia barat sebagai study tour. Belajar sambil bepergian, atau biasa juga dikenal sebagai study execursie. Momen dalam safar sesuai penelitian terkini di dunia barat diklaim dapat membuka kesan dalam pada otak. Mengendap dalam benak seperti candu.

Ada lagi metode pengajaran yang dinilai efektif dalam dunia barat, yaitu melalui table manner. Atau bisa disamakan dengan kuliner. Ust. Bangun menggaris bawahi terhadap etika sesuai yang telah beliau kaji dalam hadits Bukhari Muslim. Rasul ﷺ mengajarkan kepada Umar ibn Salamah ketika sedang menikmati makanan. Rasul ﷺ melihat bahwa Umar telah melakukan yang benar dengan mengambil makanan di pinggir nampan, kemudian disampaikanlah nasihat mulia itu. Hingga kemudian sampai sunahnya kepada kita melalui para sahabat.

Yang terakhir, Ust Bangun mengingatkan bahaya kristenisasi di rumah sakit yang berafiliasi. Sesuai dengan yang pernah diriwayatkan oleh Anas ibn Malik radhiyallahu 'anhu, ketika mengunjungi seorang Pemuda Yahudi yang sedang sakit. Rasul ﷺ mengajak pemuda yang biasa membantu pekerjaan beliau itu untuk memeluk Islam. Anas radhiyallahu 'anhu menceritakan, bahwa kemudian pemuda itu meminta izin kepada orang tuanya untuk mengikuti Nabi ﷺ. Kiranya, metode ini telah banyak diterapkan oleh orang di luar Islam untuk pemurtadan. Dalam kondisi yang terbuka, benak pasien akan diisi oleh keagamaan mereka. Karena memang dalam kondisi sakit kesan menjadi kuat, tentu banyak pasien yang kemudian terdorong untuk mengikuti.

Kita memang sering mengkaji literatur barat dalam banyak hal. Namun, perpustakaan penuh ilmu di dalam rumah sendiri jarang kita kunjungi. Sudah waktunya bagi kita untuk lebih semangat untuk menggali kembali kazanah Rasul ﷺ yang telah sempurna, dengan kehendak Allah. Allahu a'lam.


0 Komentar:

Posting Komentar