Smiley

3:50:00 PM
0
Jebol juga pertahanan untuk absen ngemil. Setelah lama bertahan dengan memalsukan cemilan dalam bentuk suapan nasi perlahan-lahan. Atau yang keren disebut berhenti makan sebelum kenyang. Pemicunya sederhana sekali, pulang ke desa. Dimana di setiap ketukan pintu hampir pasti ada makanan. Entah sepiring nasi lengkap dengan kerupuk buatan sendiri atau sisa kue lebaran yang juga mejadi barang dangangan. Perut dan mulut kompak untuk mencari alasan agar tetap mengecap sesuatu. Ah, ...

Nastar Kue
#bukanpromosi
Inilah penampakan sore ini, yang menggerakkan uang lima ribu berpindah kepada kasir indoma***. Kakak-kakak majnis berhijab yang menawarkan untuk menghemat kantong plastik. Tumben ada yang begitu perhatian dengan sampah plastik itu. Sehingga tidak perlu memohon untuk hand carry saja dua bungkus kue pelipur lara di atas. Ya, kue kecil-kecilan yang menjadi kilasan memori masa kecil.

Dulu, ketika lebaran menyapa. Ada saja yang menggerakkan tangan untuk menjamah kue nastar di dalam toples transparan. Meski emak berkali-kali mengingatkan, "sedang di rumah orang, jangan ngemil saja." Begitu barangkali jika kata-kata beliau ddituliskan dalam sebuah cerita pendek. Selain tekstur kuenya yang memang lembut, lidah ini sudah terbiasa menguprek mencari selai nanas yang melekat di lidah itu. Nyessss, dan walaupun terpaut hitungan detik tidak mudah menolak godaan untuk nyes lagi.

Mungkin inilah penemuan paling mendebarkan dalam sejarah pastry. Jika saja aku yang diminta untuk menuliskan dalam sepotong kisah berbau mistis. Ya, rasa nanas yang mampu menjadi pelet bagiku, untuk terus mengunyah. Tidak berhenti berproses, sambil terus hemmm .... Jadi, jelas sudah apa yang selalu membuatku antusias untuk berlebaran ke keluarga Pak Lurah Dongkol. Keluarga yang telah berikat menjadi kerabat karena Emak pernah berkhidmat di sana.

Bisa juga Aku tambahkan metafora romantis dari rumah model kuno yang luar biasa besar itu, halamannya dalam catatan. Yang ruangannya dipisahkan dalam dua sekat untuk menjamu tamu. Keluarga atau sahabat dekat, akan mendekat ke dalam ruangan yang lebih intim dan tentu banyak juga warna kuenya. Rumah adem itulah yang menjadi tambatan Bapak dan Emak, sebelum aku masih menjadi sesuatu yang tidak bisa disebut.

0 Komentar:

Posting Komentar